Manis,Gurih,renyah,lembut. Keenakan roti yang membuaikan
manusia, dan seperti itu juga cinta yang indah. Namun ada kala roti menjadi
tidak enak bila menjadi basi, bahkan membuat sakit perut. Dan itulah yang
membedakan roti dengan cinta. Kadangkala cinta itu justru lebih kuat dan indah
seiring waktu, tidak menjadi basi. Namun bisa saja cinta itu menjadi basi bila
kita tidak mampu menjaganya. Nafsu manusia, itu salah satu yang merusaknya.
Memang ada yang justru lebih merasa “mencinta” setelah
merasakan yang namanya “penyatuan tubuh” alias pelampiasan nafsu. Namun saat
ini, tampaknya itu hanya ada di sinetron saja. Yang banyak terjadi adalah
KEBOSANAN.
Kebosanan, setelah mendapatkan tubuh maka dirinya merasa
puas dan bosan. “Ah, ternyata rasanya seperti itu saja”, itulah yang jadi
pikiran para cowok. Bukan saya merendahkan kaum saya, bukan juga saya munafik
mengatakan bahwa saya tidak seperti itu. Namun saya berbicara fakta, bahwa
kebanyakan sekarang hubungan menjadi tidak jelas setelah terjadi penyatuan raga
tersebut. Saya pun juga bisa merasa seperti itu, karena itu saya merasa sungkan
untuk menyentuh kekasih saya secara seksual. Andaipun saya menyentuh, maka saya
berusaha menyentuhnya secara jiwanya lebih dahulu agar bisa lebih mengenalnya
sebelum saya menyentuh raganya. Agar saya yakin lebih dahulu bahwa saya tidak
akan bosan dengannya, dan bisa menemaninya dalam sedih maupun senang. Agar saya
bisa menjaganya agar tidak basi seperti roti.