Senin, 09 September 2013

Cinta = Roti (?)






Manis,Gurih,renyah,lembut. Keenakan roti yang membuaikan manusia, dan seperti itu juga cinta yang indah. Namun ada kala roti menjadi tidak enak bila menjadi basi, bahkan membuat sakit perut. Dan itulah yang membedakan roti dengan cinta. Kadangkala cinta itu justru lebih kuat dan indah seiring waktu, tidak menjadi basi. Namun bisa saja cinta itu menjadi basi bila kita tidak mampu menjaganya. Nafsu manusia, itu salah satu yang merusaknya.

Memang ada yang justru lebih merasa “mencinta” setelah merasakan yang namanya “penyatuan tubuh” alias pelampiasan nafsu. Namun saat ini, tampaknya itu hanya ada di sinetron saja. Yang banyak terjadi adalah KEBOSANAN.

Kebosanan, setelah mendapatkan tubuh maka dirinya merasa puas dan bosan. “Ah, ternyata rasanya seperti itu saja”, itulah yang jadi pikiran para cowok. Bukan saya merendahkan kaum saya, bukan juga saya munafik mengatakan bahwa saya tidak seperti itu. Namun saya berbicara fakta, bahwa kebanyakan sekarang hubungan menjadi tidak jelas setelah terjadi penyatuan raga tersebut. Saya pun juga bisa merasa seperti itu, karena itu saya merasa sungkan untuk menyentuh kekasih saya secara seksual. Andaipun saya menyentuh, maka saya berusaha menyentuhnya secara jiwanya lebih dahulu agar bisa lebih mengenalnya sebelum saya menyentuh raganya. Agar saya yakin lebih dahulu bahwa saya tidak akan bosan dengannya, dan bisa menemaninya dalam sedih maupun senang. Agar saya bisa menjaganya agar tidak basi seperti roti.